JEMBER, Satunurani.com – Selasa, (10/12/2024). Baru-baru ini, dikala masyarakat ramai memperbincangkan soal deflasi dan dampak terburuk kemungkinan Ekonomi 2025. Bayang-bayang kemiskinan karena ketidakpastian pasar perdagangan dan menurunnya pendapatan para pengusaha karena lemahnya daya beli, masyarakat melakukan efisiensi dalam berbelanja karena menurunnya pendapatan, Bahkan dibeberapa media menyebutkan masyarakat makan uang tabungan (Bisnis.com 26/09/2024). Dan beberapa masalah lainnya yang sering didengar semacam Faktor PHK dan keterbatasan lapangan kerja sektor formal karena perusahaan-perusahaan besar gagal bertahan. Pekerja non formal semakin meningkat tajam Sampai ke pelosok desa. Dampak faktor ini dirasakan sampai ke penjuru daerah ditambah lagi masyarakat masih menggantungkan uluran tangan melalui kebijakan anggaran negara. Kondisi masalah secara nasional ini perlu digaris bawahi dengan tebal sebagai program utama. Mencari solusi dalam rangka pemulihan situasi pertumbuhan ekonomi. Pemerintah pusat sampai Pemerintah daerah harus bekerja keras untuk mengembalikan kondisi sehat kembali.
Saya mengamati beberapa bulan terakhir sepanjang jalan utama di Jember dan sekitar Kecamatan semakin banyak usaha berbasis rombong mulai dari minuman dan makanan yang seakan-akan tidak terkordinir dengan baik. Ini bisa dijadikan salah satu kajian imbas dampak semakin kecilnya peluang kerja di perusahaan-perusahaan besar manufaktur atau lainnya. Juga tolak ukur kondisi ekonomi kurang sehat ditengah masyarakat hari ini.
Kajian analisis berupa forum khusus dan diskusi publik oleh pemerintah ramai digencarkan, semoga jember pun demikian, melakukan kajian dan analisis yang komferhensif. Fenomena kasus persoalan kondisi ekonomi ini sebenarnya bisa jadi peluang bagi masyarakat akan adanya melek bisnis sektor industri rumahan dan peningkatan kemandirian rakyat dalam berusaha. Apalagi hari ini efek perubahan pola perdagangan paska covid merambah ke perdagangan basis digital. Bisa melakukan kegiatan usaha dengan perangkat sederhana dirumah sekalipun. Proses perijinan UMKM pun dipermudah. Posisi pemerintah daerah dalam hal ini sangat dibutuhkan sebagai fasilitator dan membantu memberikan fasilitas dukungan. Harapannya semoga sudah mendampingi.
Karena geliat ekonomi ini harus terus dijaga suasana kondusifitasnya ditengah tekanan kondisi semakin tidak pasti soal efek deflasi dan perubahan pola-pola ekonomi yang mudah berubah. Hal ini tentu pemerintah jember harus hadir dalam menjaga suasana ekonomi ini agar tetap kondusif.
Quo vadis ditengah harapan pemimpin baru progressif
Bulan lalu, Tepat Hari Sabtu tanggal 2 November 2024 SEKDA Jember di Tahan sebagai tersangka Korupsi. Sebuah berita mengejutkan akhir tahun dikala jember harus menyelesaikan pembahasan anggaran APBD 2025. Kita memahami jabatan SEKDA adalah posisi tertinggi di lingkungan pemerintah. Pertanyaannya anggaran belanja kisaran 4 triliun yang tersebar di 125 organisasi perangkat daerah apakah sudah melalui proses yang benar sesuai peruntukkan dan tepat guna? Sedangkan kita simpulkan kondisi birokrasi jember sedang sakit karena perilaku koruptif oknum pejabat jember. Mekanisme sesuai regulasi tentu sudah berjalan sesuai tahapan. Kembali lagi, alokasi, distribusi, stabilisasi adalah komponen utama soal pertumbuhan ekonomi. Pakar analis kebijakan madya badan kebijakan fiskal kemenkeu Rahadian Zulfadin menyampaikan pemerintah harus memastikan mekanisme bekerja secara baik, pemerataan dan keadilan dalam distribusi anggaran, serta memastikan faktor eksternal tidak ikut terlalu dalam sehingga berdampak pada stabilitas birokrasi dalam tata kelola pemerintahan. Pastinya kasus tersangkanya SEKDA sedikit banyak berpengaruh terhadap sehat tidaknya roda pembahasan APBD Jember 2025.
Kepala Daerah baru terpilih tidak ikut merumuskan APBD 2025.
Perumusan APBD 2025 dirumuskan bersama kepala daerah lama dan diteruskan PLT/PJs Bupati karena petahana ikut maju kembali dkontestasi pilkada jember selanjutnya. Tentu Ini cukup menguras tenaga dalam menyelaraskan antara realisasi program dari anggaran yang sudah dirumuskan dengan visi misi prioritas bupati wakil bupati baru, karena hasil keputusan KPU bupati dan wakil bupati petahana dinyatakan kalah. Tentunya ini bukan masalah. Hanya saja, masyarakat akan menunggu gebrakan bupati baru sesuai dengan janjinya. 2025 harus dipahami masa transisi yang segera dilakukan perubahan-perubahan dalam menggeser anggaran melalui perbup atau mekanisme lainnya sesuai aturan main. Demi berjalannya penanganan roda ekonomi dijember yang kesinambungan sesuai visi misi kepala daerah baru. Kita optimis Bupati muda yang lahir dari semangat yang besar yakin akan ada perubahan positif jember kedepan. Ditambah Kerjasama antar lembaga, koalisi pendukung dan semua elemen masyarakat. Tinggal perlu ditingkatkan lagi konsolidasi dan komunikasi agar terlaksana sesuai harapan. Karena majunya jember tidak lepas dari peran para stakeeholder dan pengusaha bersinergi menggerakkan geliat ekonomi. Pemerintah dan peran pengusaha tidak bisa dilepas hubungannya, karena keduanya penopang utama dalam majunya sebuah ekonomi.
Pemerintah yang sehat, pastinya geliat pertumbuhan ekonomi akan berjalan semakin baik dan mampu melakukan percepatan pembangunan mengejar kemajuan yang ada. Entah dari infrastruktur, bantuan sosial, dan fasilitas penunjang lainnya.
Birokrasi sehat dan kepemimpinan baru harus bisa merangkul semua elemen pengusaha, tidak lain untuk mendorong peran ujung tombak investasi untuk meningkatkan pendapatan dan harapan besar bagi kesejahteraan masyarakat. Kepemimpinan baru harus mampu membawa laju ekonomi berorientasi positif semacam ekspor melalui diversifikasi komoditas, menjadikan jember embrio pusat eksportir dikancah nasional, dan peluang-peluang ekonomi lainnya, skema-skema yang arahnya kepada kemandirian ekonomi yang kuat. Tentu hal tersebut dibutuhkan dukungan kerja-kerja berkualitas, infrastruktur konektivitas yang memadai, perbaikan birokrasi dan mendorong regulasi yang efisien berdaya saing serta kemudahan dalam berinvestasi. Bukan hanya dukungan regulasi soal pertambangan, bisa dengan kekayaan jember dibidang lainnya seperti perkayuan, hasil pertanian dan perkebunan, juga kekayaan dibidang perikanan yang peluangnya besar untuk pertumbuhan ekonomi Jember.
Dikutip dari Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal, birokrasi yang sehat dan sistem regulasi untuk mendorong efisiensi dan daya saing investasi adalah komponen penting dalam majunya ekonomi.
Pelaku usaha di Jember akan mendo’akan dan pastinya akan mendukung jalannya pemerintahan yang sehat sehingga semua perangkat pendukung berjalan dengan baik untuk kemajuan kabupaten Jember sesuai harapan kita bersama ditengah situasi ekonomi yang melemah beberapa bulan terakhir melanda Negeri ini. (Sul)