foto : ilustrasi
MADURA, Satunurani.com – Minggu, (19/9/2021). Dewan Pembangunan Madura (DPM) menggelar Forum Group Diskusi (FGD) tentang urgensi pembangunan Tol Trans Madura. (16/9/2021).
Dalam diskusi terbuka itu mengambil Tema “Dengan dibangunnya Tol Trans Madura dapat mengembalikan marwah Madura sebagai pulau garam dan sebagai industrialisasi garam”.
Hadir sebagai narasumber utama dalam acara yang bertempat di kampus UNITOMO Surabaya itu antara lain
Prof. DR. Mahfud MD yang diwakili DR. Imam Staf khusus Menkopolhukam, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansah, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur , serta Bupati se -Madura, serta Wakil Bupati Sumenep Ibu Nyai Hajjah Dewi Kholifah.
Bertindak sebagai Key Not Speaker (pembuka acara) Guru Besar Universitas Air Langga Surabaya Prof. DR. H. Suroso Imam Zadjuli, SE . DR.Ir. Nanang Handono dari Kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat (PUPR) dan DR. Fais dari Institut Tehnologi Surabaya (ITS).
DPM juga mengundang para Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) se -Madura, unsur birokrasi, perwakilan dari pondok pesantren (Ponpes ) se – Madura, organisasi keagamaan, akademisi, dan tokoh masyarakat se-Madura. Tol Trans Madura sepanjang 130 km itu akan dibangun melalui jalur tengah, sehingga diprediksi pembangunannya akan cepat selesai terealisasi.
Adapun estimasi biaya per 1 (satu) kilo meter, 150 milyar. Rencana pembangunan Tol Trans Madura itu mendapat sambutan hangat dari masyarakat dan bupati se – wilayah Madura.
Dengan harapan pulau Madura dapat mengalami percepatan pembangunan dan roda perekonomiannya dapat berjalan lebih pesat dan lancar.
Rencana pembangunan Tol Trans Madura itu juga mendapat tanggapan positif dari tokoh agama asal Madura yang saat ini berdomisili di Kabupaten Jember. Salah satunya Drs. KH Fadlullah Zein, pengasuh Pondok Pesantren Darul Qur’an, Balung – Jember.
Menurutnya, rencana pembangunan tersebut merupakan upaya akselasi dalam mempercepat perjalanan para pengguna jalan ketempat tujuan. Namun demikian, sebelum pembangunan dimulai hendaknya dilakukan sosialisasi terlebih dahulu dengan melibatkan para pelaku usaha dan para ulama’ khususnya yang ada di wilayah pulau Madura.
Tokoh yang akrab dipanggil Lora (gelar bagi keturunan kyai untuk suku Madura) itu berharap dalam pembangunan Tol Trans Madura sebisa mungkin untuk menekan kemungkinan terjadinya ekses atau gesekan sosial ditengah masyarakat, karena menurutnya, setiap perubahan akan menimbulkan ekses sosial, terlebih masyarakat Madura memiliki kultur yang khas dan mengakar.
“Setidaknya dalam pembangunan itu melibatkan peran para pelaku usaha lokal. Semisal kontraktor lokal Madura agar mereka nantinya merasa turut memiliki dan bertanggujawab atas pembangunan itu,” timpalnya menjawab konfirmasi media ini.
Lebih lanjut alumni Perguruan Tinggi Ilmu Al-qur’an (PTIQ) Jakarta itu, menjelaskan, bahwa karakteristik ulama’ Madura itu lebih mengedepankan tanggungjawab moral terhadap masyarakat. Untuk itu sifat dan ketokohan para pemuka agama di Madura lebih sentralistik. Fatwa-fatwa ulama’ akan menjadi rujukan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk itu diperlukan peran ulama’ dalam memberikan pencerahan terhadap semua elemen masyarakat akan dampak positif dengan dibangunnya jalan Tol Trans Madura itu.
Untuk itu ia berharap agar para pekerja transportasi konvensional, sopir angkutan antar kota,dan pelaku transportasi konvensional lainnya dilibatkan dalam sosialisasi. Agar semua pelaku transportasi konvensional itu bisa melakukan antisipasi terkait dampak yang akan terjadi.
Jika mengacu pada pengalaman masa lalu saat rencana pembangunan jembatan Surabaya -Madura (Suramadu) sempat mengalami penolakan dari masyarakat. Karena dampak yang sangat dirasakan saat itu dialami oleh para pelaku usaha angkutan transportasi laut yaitu pengusaha kapal penyeberangan dari Surabaya ke daratan pulau Madura.
Namun setelah dilakukan sosialisasi secara komprehensif ahirnya mendapat restu dari masyarakat. Saya atas nama masyarakat Madura yang saat ini memilih tinggal di Jember sangat mendukung rencana pembangunan itu.
“Rencana pembangunan Tol Trans Madura itu akan menjadi pemicu melesatnya kemajuan pembangunan wilayah pulau Madura. Untuk itu saya sangat mendukung, setidaknya saat kami pulang kampung halaman ke-Kabupaten Pamekasan dapat ditempuh lebih lancar dan lebih cepat,” pungkasnya . (Sul)