JEMBER, Satunurani.com – Kamis, (05/01/2023). Ditengah rasa duka yang menyelimuti keluarga almarhum Tonaji (55) warga Dusun Tanjungsari, Desa Glundengan, Kecamatan Wuluhan, menyisakan rasa kecewa atas buruknya pelayanan Rumah Sakit Daerah (RSD) Balung.

Diketahui sebelum meninggal, Tonaji sempat menjalani rawat inap di RSD Balung selama 2 hari. Tepatnya hari Sabtu 31 Desember 2022 sampai dengan 01 Januari 2023.

Selama 2 hari menjalani perawatan dan pengobatan di RSD Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) itu sangat mengecewakan keluarga Tonaji. Karena saat berharap mendapatkan kesembuhan justru saat belum sehat malah disuruh pulang oleh pihak rumah sakit. Seperti salah diagnosa, pasien dianggap sembuh dan diperbolehkan pulang. Padahal kondisi pasien Tonaji masih dalam kondisi parah.

Keluarganya pun akhirnya memutuskan untuk dibawa ke Puskesmas. Muhammad Rosul, keluarga dekat Tonaji menjelaskan, mulanya dia yang mengantar Tonaji ke RSD Balung, tepatnya pada hari Sabtu sekitar pukul 22.00 malam menjelang akhir tahun 2022.

Lalu pada hari Senin tanggal 02 Januari 2023 dia ditelefon oleh anak pasien bahwa Tonaji oleh pihak rumah sakit disuruh pulang.

Kedua anak almarhum yang menunggu di rumah sakit Sri Yani dan Sri Wahyuni kata Muhammad Rosul sempat bersitegang dengan pihak rumah sakit. Karena melihat orang tuanya dalam kondisi lemah. Namun karena sudah menjadi keputusan rumah sakit, akhirnya pasien itu dibawa ke Puskesmas.

Setelah diklarifikasi pihak rumah sakit lanjut Rosul, pihak rumah sakit menyatakan bahwa kepulangan pasien itu atas permintaan keluarga pasien.
Terkait pernyataan itu, Muhammad Rosul menampik penjelasan tersebut.

“Tidak benar kalau dibilang pulang paksa. Saya punya buktinya,” sergah Muhammad Rosul sembari menunjukan bukti surat keterangan sembuh dari RSD Balung.

“Semula, kami kesulitan mencari mobil ambulance untuk memindahkan Pak Tonaji. Tapi ahirnya dapat ambulance Desa Dukuh Dempok. Dan dari RSD Balung langsung dibawa ke Puskesmas Wuluhan,” papar Muhammad Rosul, keluarga dekat almarhum.

Sudah pasti peralatan medisnya tidak secanggih di RSD. Benar saja, setelah mendapatkan layanan medis di Puskesmas selama sehari akhirnya dirujuk ke RSD dr. Soebandi. Alhasil Tonaji yang divonis gagal ginjal itu menghembuskan nafas terakhir, sesaat setelah sampai di RSD dr. Soebandi.
Terkait peristiwa itu, media ini berusaha mengkonfirmasi pihak humas RSD Balung. Namun dr. Doddy R Sakti tidak bersedia memberikan keterangan dengan alasan semua sudah ditangani oleh direktur RSD.

“Saya tidak berani memberikan keterangan, karena saat itu semua keterangan disampaikan oleh Direktur. Jadi, kami tidak tau kronologisnya,” kilahnya.

Sementara, Direktur RSD Balung, Nurullah Hidayaningtiyas saat hendak dikonfirmasi di kantornya juga tidak bersedia memberikan klarifikasi.

“Ngapunten pak. Ibu Direktur mau ke Jember,” jawab Staff Direktur Irwan. (Lam)