BEKASI, Satunurani.com – Minggu, (03/09/2023). Pasca video viral di jejaring platform media sosial (medsos), puluhan masyarakat di Desa Sukaringin, inisiatif membersihkan tumpukan sampah di sepanjang kali Cikarang Srengseng Hilir, Kecamatan Sukawangi, Kabupaten Bekasi, pada Minggu pagi (03/09/2023).
Pada berita sebelumnya, warga digegerkan dengan kiriman sampah berjubel di sepanjang kali Cikarang Srengseng Hilir di tengah cuaca ekstrim mengakibatkan kekeringan melanda di wilayahnya.
Para petani dibuat kesal, pasalnya, bukannya air yang didapat, justru kiriman sampah yang diduga dibuang dengan sengaja oleh sejumlah oknum tidak bertanggung di wilayah UPTD 2.
Tak sedikit warga protes dengan kurangnya perhatian dan pengawasan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi dalam menangani permasalahan sampah yang tak kunjung usai.
“Hari ini kami melakukan kerja bakti inisiatif warga, karena di wilayah ini tumpukan sampah tak kunjung usai, bicara wilayah Sukaringin ini stok air dari daerah Cikarang kecil sekali, sehingga tumpukan sampah dari daerah Sukatani turun kesini lantaran tidak ada air sehingga terjadi pendangkalan sungai,” kata Kepala Desa Sukaringin, Royadi Pratama saat ditemui di tengah kegiatan bersih-bersih sungai, Minggu pagi.
Ia menyebut, terkait pengairan di wilayah Kabupaten Bekasi, kata Royadi, kurang perhatian dari Pemkab Bekasi terhadap para petani, yang mengakibatkan puluhan hektare sawah mengalami kekeringan hampir mendekati kematian pertumbuhan.
“Untuk itu, kami memohon kepada Pemkab Bekasi khususnya Pj Bupati Bekasi dan Dinas terkait yang berhubungan dengan air untuk serius dan segera atasi permasalahan ini,” ungkapnya.
Saat disigung terkait video viral, pihaknya membenarkan kejadian tersebut, dirinya mengatakan kondisi saat ini diperparah dengan banyaknya tumpukan limbah yang dibuang ke bantaran sungai.
“Betul adanya dan ini kondisi sebenarnya. Kendalanya satu, sampah dari atas turun kesini dan kurang air (kekeringan), sekarang DLH mau bekerja gimana sedangkan air tidak ada. Padahal masyarakat Sukaringin ini udah berusaha, CBL mercesuar sudah di bendung, pintu air yang arah ke Serenceng itu tidak benar tolong di perbaiki, agar kuota air yang mengalir di wilayah ini lebih besar,” tegasnya.
“Solusinya permasalahan ini, pintu air Cikarang Tunggak Jati itu diperbaiki agar air yang mengalir kesini lebih besar sementara air banyak yang terbuang ke CBL, maka dari itu lebih baik di perbaiki supaya dimanfaatkan oleh petani,” sambungnya.
Pihaknya menghimbau kepada pemangku kebijakan dalam hal ini Pemkab Bekasi untuk segera mengatasi permasalah tersebut, jika hal ini dibiarkan maka akan berdampak buruk bagi masyarakat.
“Kalau tidak, maka besar kemungkinan masyarakat di Bekasi Utara ini kelaparan, lemahnya pengawasan tidak ada kerjaan yang di tuntaskan. Sementara itu Dinas terkait kerjaannya apa,” ujarnya.
Sementara itu, hal yang sama dikeluhkan Sanan Efendi, petani Sukaringin, ia mengklaim, jangankan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari, untuk kebutuhan area persawahan saja sulit didapat.
“Masyarakat di wilayah Sukaringin ini sangat kesulitan mendapatkan air bersih, untuk mandi dan buang air kecil pun sulit,” keluhnya.
Ia menjelaskan, di tahun 2020 silam, petani sangat mudah mendapatkan air, lantaran dipengairan oleh Dinas terkait, dibuatkan sistem buka tutup pintu dan dilakukan pengawasan untuk mempermudah petani mendapatkan air di sepanjang kali Srengseng Cikarang Hilir.
“Tahun lalu air lancar ketika itu di jatah dengan Dinas pengairan, ketika air dijatah ke Desa Sukaringin pihak Dinas turun mengawal dari hulu ke hilir (dari depan sampai ujung sini) dan itu bagi kami solusi tepat untuk para petani,” jelasnya.
“Sejauh ini tidak ada pengawasan dari pengairan sehingga kami sampai kekeringan seperti ini, berbeda dengan dulu, kalau dulu kita di kawal dari hulu ke hilir dan tidak ada keributan dengan petani satu dengan petani lainnya. Dan kemarin kita para petani terjadi insiden sedikit keributan karena petani di sana juga butuh air,” tandasnya.
Dalam agenda bersih Kali Srengseng Cikarang Hilir ini, turut hadir Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi, pemerintahan Desa Sukaringin dan para petani. Pantauan di lokasi, nampak Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi absen dari kegiatan tersebut. (Drt)